Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terus digelorakan dalam upaya meningkatkan minat baca. Demikian juga untuk anak anak berkebutuhan khusus, yang membutuhkan perhatian ekstra sehingga literasi dapat menjadi sarana pengetahuan untuk memperkuat bekal kehidupannya. “Make Your Time for Literacy” menjadi salah satu tajuk kegiatan literasi di SLB Negeri 1 Sleman yang diadakan pada Jumat (11/10/2019).
Kegiatan yang dimulai sejak pagi pukul 07.30 hingga 11.00 WIB diikuti oleh seluruh siswa dan guru. Acara utama menempati ruang aula terbuka sekolah di Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman.
Permainan tradisional gobak sodor dan boi-boinan menjadi pembuka acaranya. Tampak suasana ceria serta hubungan yang hangat antar siswa walaupun dengan keterbatasan indera saat permainan tersebut berlangsung. Berbagai atraksi pentas unjuk kebolehan disuguhkan. Terdengar nyanyian merdu yang dilantunkan oleh siswa cilik tuna netra bernama Jati (11 tahun) siswa jenjang SD. Acara dilanjutkan puisi dan salawatan bersama seluruh siswa SLB.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah, Lestari Wuryani, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk keseriusan lembaganya untuk menyiapkan bekal siswa agar mampu mandiri melalui kemampuan dan kompetensi literasinya. Di hadapan siswa-siswi berkebutuhan khusus jenis A, B, C, D, E, dan G yang berjumlah 122 anak, Lestari juga berpesan bahwa gerakan literasi sekolah hendaknya menjadi budaya sekolah yang didukung oleh seluruh civitas sekolah dengan menggandeng kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait.
Kegiatan literasi sekolah yang berkolaborasi dengan lembaga-lembaga penggiat literasi akan sangat membantu mendorong iklim dan budaya sekolah terutama minat baca di kalangan siswanya. “Dalam kesempatan ini, kami bekerjasama dengan Lembaga Mata Aksara, Kak Dani juru dongeng, FTBM DIY, GPMB Sleman dan KIM Ngemplak,” ungkap Kepala Sekolah.
Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Dani, Juru Dongeng dengan tema gemar membaca. Dengan piawainya Dani mengajak siswa-siswi untuk gemar membaca melalui dongeng. Sepuluh menit tak terasa telah berlalu, siswa sangat menikmati dongeng dan terhanyut dalam alur cerita. Keceriaan serta sikap kritis terbangun. Nampak terlihat bahwa ternyata anak berkebutuhan khusus sangat ekspresif, aktif, kritis, dan interaktif.
Sesi selanjutnya dipandu langsung oleh Heni dari Mata Aksara yang juga Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM DIY) dengan membawakan materi Read Aloud, yaitu metode membacakan buku cerita dengan nyaring. Suatu teknik membaca yang sangat ampuh untuk mengajak anak menyukai buku. Dengan penuh antusias guru bersama siswanya diajak turut serta mempraktekkan metode tersebut.